Menyukai Lebih Mudah Daripada Mencintai Seseorang
Mencintai seseorang sebenarnya tidak mudah, karena yang paling mudah adalah menyukai
seseorang. Loh emangnya beda antara cinta dengan suka? ehm, kalau menurut saya si namanya cinta itu satu taraf lebih tinggi dari suka.
Kalau kita melihat seseorang dan kemudian tertarik, itu namanya suka. Kalau yang namanya cinta? dia butuh berbagai macam atribut yang lebih kompleks, seperti tangung jawab, kesetiaan dan lain sebagainya. Makanya ada orang yang pernah bilang, cinta itu permasalahan yang tidak pernah seleasai untuk di bahas.
Berbicara mengenai cinta, apakah kita telah benar benar mencintai seseorang?memberikan sikap yang benar terhadap orang yang kita cintai? so bagaimana mencintai sesorang?
Cinta adalah satu hal yang perlu di pelihara, biasanya ia akan membutuhkan banyak sekali perhatian. Dari perhatian itu pula biasanya kamu akan mengetahui siapa yang sebenarnya mencintai kamu di antara teman-teman mu. Coba kita lihat dari sikapnya, misalnya ada tidak teman mu yang mungkin dia sedang berpergian kemana dan selepas dia pergi, dia membawakan oleh-oleh sederhana untuk mu. Dia bilang, kemarin aku ke jogja, aku ingat kamu jadinya aku beliin kamu ini'.
Bisa jadi barang yang di berinya tidak lah berharga mahal, namun perhatian yang ia berikan itmu lah yang mahal harganya. Dia jauh jauh main ke jogja, dimana lingkungan dan kebahagiannya yang pasti mengoda di sana, namun dia masih ingat kamu untuk membelikan sesuatu, dia sebenarnya mencintaimu. Dan seperti itulah cinta, dia selalu memberikan perhatian yang tulus walaupun kamu tidak ada di hadapannya.
Sudah hal wajar kalau namanya cinta selalu membutuhkan pengorbanan, kalau kamu mencintai seseorang, kamu pun akan rela berkorban untuknya. Misalnya, kamu mungkin harus menyisihkan uang jajanmu hanya demi mengajaknya makan di warung sebrang (loh ko warung, ga romantis banget ya? kafe harusnya ya, hehehe), mungkin kamu harus mengorbankan waktu untuk menemuninya atau mengantarkannya, mungkin kamu harus berkorban tenaga atau apapun. Yang jelas,semua itu agar dia terlihat bahagia, kamu akan rela untuk melakukan apapun.
Ada sebuah kisah seorang wanita yang mengungapkan demikian. Ketika aku sedih, kamu ada di sisiku. ketika aku marah, kau ada di sampingku. Dan ketika aku menangis, kamu juga ada di hadapanku. Ternyata aku sekarang sadar.. bahwa kamu lah pembawa sial untuk ku.. ups, salah! Maksudnya dia selalu siap berkorban seperti apapun keadaan si pasangannya.
Cinta berbeda dengan nafsu, walaupun terkadang keduanya berjalan berdampingan. Kalau kamu mencintainya, kamu akan selalu menjaganya dan tidak akan pernah merusakanya. Beda kalau kamu nafsu, bisa jadi cinta cuma di jadikan kedok saja hanya untuk memperoleh sedikit keuntungan. Dan sayangnya dua hal ini yang selalu disandingkan, seperti kita lihat dewasa ini, banyak anak kuliah atau SMA sekalipun melakukan hal hal yang tidak seharusnya. Apa si yang sebenarnya menjadi dasarnya? apa yang mereka inginkan? siapa yang untung? apa keuntungannya? sebenarnya pertanyaan itu harus berulang kali di putar bagi mereka yang ingin melancarkan nafsunya atas nama cinta.
Sebagai suatu tes apakah kamu itu nafsu atau cinta, coba rasakan ketika kamu ada di sisinya, apakah ada hal lain yang ingin kamu lakukan atau kamu cukup senang ada di sisinya. Apakah kamu senang melihat senyumnya, mendengar tawanya dan melihat kebahagiannya. Atau ada hal lain yang bergejolak di hatimu atau di pikiran mu? yang sangat sekali menggangu kamu. Hati hati, jangan jangan nafsu itu sudah mulai merusak dan menghatui mu. Sebab cintai itu suci, seperti kutipan lagunya marcell. Selamanya kan kujaga dirimu Seperti kapas putih di hatiku Takkan kubuat noda
Pernah dengan ungkapan kalau namanya cinta tak harus memiliki? ehm menurut ku itu ada benarnya juga ada salahnya. Sebenarnya, memang cinta dan segala sikap yang kita berikan untuknya sebaiknya di lakukan tanpa pamrih, tanpa mengarap ia akan kembali atau menjadi milik kita. Dengan demikian apa yang kita lakukan akan tulus demi dirinya, dan pengorbanan cinta menjadi tidak lah sulit.
Namun jauh di balik hati kita, pasti kita juga ingin mengharapkan dirinya menjadi milik kita, menjadi orang yang juga mencintai kita. Wajarlah kalau saya pikir, karena kita memberi, kita juga berhak menerimanya, menerima cinta itu.
Cinta yang tulus tidak pernah di sandingkan atas gelar atau sebab tertentu. Misalnya karena ketampanan atau kekayaannya.
Namun, jaman sekarang kekayaan tidak bisa dijadikan lagi sebagai umpan untuk mencari cinta, cewe sekarang lebih cerdas, dia lebih memilih cowo yang berwibawa.
wi... bawa kartu kredit
wi... bawa Ipad
wi... bawa Mercy
wi... bawa dan wibawa lain lainya dah.
heheheh, bercanda.
Ingat, bisa jadi ketampanan atau kekayaan bisa memikat, namun sampai kapan? semua itu ada waktunya juga dan akhirnya akan sirna. Kalau kamu di cintai karena harta, saat kamu ga punya harta, kamu pun bisa dicampakan. Maka dari itu, cintailah apa adanya bukan mencintai karena ada apanya.
Dan carilah seseorang pula yang benar mencintai kamu apa adanya. Caranya, kamu perlu tes atau memberikan dia sebuah ujian kecil, apakah dia benar benar mencintai kamu tulus atau memang mencari sesuatu dari kamu. Kamu pun bisa menilai dari cara atau sikapnya bagaimana mencintai mu.
Ketika seseorang mencintai, maka ia tidak memanfaatkan pasangannya. Misalnya, suruh anter jemput, suruh beli ini itu, suruh nungguin ini itu dan lain sebagainya. Ingat, kekasihmu juga punya kehidupan dan kegiatan lain tidak hanya untuk mengurusi dirimu, cinta juga butuh pengertian sehingga tidak memanfaatkan seseorang begitu aja.
Kasih pasanganmu kepercayaan, biarkan dirinya bebas melakukan kegiatan yang dia inginkan, tidak perlu kamu suruh atau kamu awasi setiap saat. Seperti layaknya sebuah kupu-kupu, kalau kamu suka terhadap kupu-kupu, saking cintanya kamu terhadap kupu kupu tersebut lalu kamu sekap dia dalam satu ruang kaca sehingga kamu bebas memandangnya setiap saat, satu saat dia akan sakit dan mati. Lepas kan lah dia, biarkan dia bebas, dan kamu akan melihat keindahan kupu kupu itu di alam bebas, dia akan terlihat lebih cantik dan indah.
Satu hal yang selalu saya katakan ketika (dulu saya punya pasangan) ia berbuat salah, saya selalu bilang. 'Kamu sudah aku maafkan bahkan sebelum kamu minta'. Cinta yang sehat itu selalu membangun, ia akan mencari cara untuk selalu menghargai satu sama lain dan dibangun atas dasar komitmen. Kalau terjadi kesalahan, cepat cepat cinta itu di koreksi dan di bangun kembali. Bukan yang sebentar bentar cemburu, sebentar bentar marahan, musuhan atau bahkan melarang pasanganya melakukan hal tertentu.
Cinta memang penuh problema dan tak semudah mengoreskan penda di kertas ini. Namun itulah cinta, yang bisa membuat kita menjadi lemah dan tak jarang pun yang membuat kita menjadi lebih kuat.
Temukanlah cara yang benar sehingga dapat membuatmu lebih dewasa, kembangkan sikap yang benar.