Aku dapat melihat kesungguhanmu dalam mencintaiku. Tanpa banyak kata, kau telah menunjukkannya dengan bukti-bukti besar. Di satu sisi, inilah yang selalu membanggakanku karena memiliki cintamu. Di sisi lain, apakah kau hanya menghabiskan waktu untuk mencintaiku saja? Mengapa aku terkesan menjadi satu-satunya prioritas dalam hidupmu? Tidakkah engkau juga memiliki impian mulia yang ingin diwujudkan di masa depan?
Sementara orang lain mulai memikirkan masa depannya, engkau memilih untuk tetap santai dan bermain-main. Hingga saat ini, aku pun tak melihat keseriusanmu dalam mencapai masa depan. Tak dapat kusangkal, aku mulai ragu.
Realistis saja, jika kita menikah nanti maka akan ada banyak kebutuhan hidup di tengah tantangan waktu yang selalu berkembang. Belum lagi jika memiliki buah hati.
Jadi, jangan salah sangka. Bukan berarti aku hanya menginginkan pria yang mapan. Aku pasti memilihmu, seandainya kamu mau berjuang demi masa depan. Yang ku inginkan hanyalah pasangan yang bertanggung jawab.
Kau dan aku mesti bekerja keras, tak cukup hanya melempar kata manis atau rutin menghabiskan waktu berdua.
Alangkah indahnya bila kita sama-sama bekerja keras dan mengubah nasib. Bila kita telah terlatih memulainya sejak dini, maka kelangsungan hidup kita di masa depan pun tak perlu dikhawatirkan lagi.